http://blogs.nottingham.ac.uk/wordsonwords/files/2015/12/hardworking-student.gif |
Implikasi disini
diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up suatu
kebijakkan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program- program pendidikan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W. P. Guruge dalam bukunya Toward
Better Educational Management, dapat dikelompokkan dala kategori berikut:
1. Pendidikan
Baca Tulis Fungsional
Realisasi
baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
·
Memberikan
kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
·
Menyediakan bahan-bahan
bacaan yang yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan telah dimilikinya.
2. Pendidikan
Vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan
diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan
formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar
para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat
penting
3. Pendidikan
Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat
profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan
profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut
metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab
bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi
professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
4. Pendidikan
ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi
kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan
cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut
pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai
golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga
merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
5. Pendidikan
Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju
dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang
demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi
setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinue dalam koteks
ini merupakan konsekuensinya.
6. Pendidikan
Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Bagaimanapun bagi orang-orang terpelajar diharapkan mampu
memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat
hidup, seni, dan musik bangsanya sendiri. Pengetahuan tersebut dapat memperkaya
hidupnya, terutama segi pengalaman yang mengingingkannya untuk mengisi waktu
senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan cultural dan
pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari
long life education.
Sementara
itu implikasi konsep life long education ini pada sasaran pendidikan juga,
diklasifikasikan dalam enam kategori yang meliputi:
1.Para buruh dan petani
2.Golongan remaja yang terganggu
pendidikan sekolahnya
3.Para pekerja yang berketerampilan
4.Golongan teknisi dan professional
5.Para pemimpin dalam masyarakat
6.Golongan masyarakat yang sudah
tua
Hal
yang dikemukakan di atas hanyalah sebagian kecil dari implikasi konsep
pendidikan seumur hidup pada program-program dan sasaran pendidikan, sebab
bagaimanapun dalam kondisi sekarang adanya kebutuhan dan tekanan baru justru
lebih kompleks. Gelombang perubahan politik, social, dan ilmu pengetahuan
merambah hamper semua aspek kehidupan masyarakat. Pendidikan seumur hidup menekankan
kerja sama antara keluarga dan sekolah dalam menciptakan pengalaman hidup
menerima individualitas kebudayaan keluarga dan menempatkannya sebagai salah
satu agen pendidikan dalam masyarakat.
Begitu
juga berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penerapan cara berpikir menurut
asas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status
dan fungsi sekolah, di mana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak
didik tentang cara belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator,
stimulator dan petunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah dalam pusat
kegiatan belajar (learning cenntre) bagi masyarakat sekitarnya. Dengan
demikian, dalam pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, semua orang secara
potensial merupakan anak didik
Referensi:
Ihsan, Drs. H. Fuad. 2005. Dasar- dasar Kependidikan. Jakarta PT
Asdi Mahasatya:
http://blog.unsri.ac.id/download2/14530.pdf
( diakses pada tanggal 12 April 2012)