Vedana
Dengan
adanya Vedana (peran), maka muncullah Tanha (keinginan rendah) atau Vedana
Pacayya Tanha. Secara singkat disebut Vedana sebagai sebab, dan Tanha sebagai
akibat.
Vedana
yang menjadi sebab menimbulkan Tanha itu, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam
pembawaan) sebagai berikut:
1.
Anubhavana
lakkhana: Ada cerapan terhadap objek sebagai sifatnya.
2.
Visayarasasabhoga
rasa: Ada cerapan rasa sebagai sifatnya.
3.
Sukhadukka
paccupatthana: Ada perasaan senang dan derita sebagai hasil.
4.
Phassa
padatthana: Ada Phassa (kontak) sebagai sebab terdekat.
Macam-
macam Vedana:
·
Cakkhusamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak mata.
·
Sotasamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak telinga.
·
Ghanasamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak hidung.
·
Jivhasamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak lidah.
·
Kayasamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak tubuh jasmani.
·
Manosamphassajavedana:
Perasaan yang lahir dari kontak pikiran.
Bila
ada perasaan senang, tentunya melekat dalam kesenangan itu dan berusaha supaya
kesenangan itu tetap ada. Hal ini disebut Sukha- vedana menjadi sebab timbulnya
Tanha.
Bila
ada perasaan derita, tentunya mempunyai keinginan untuk melenyapkan derita itu
dan berusaha supaya kesenangan itu timbul lagi selanjutnya. Hal ini disebut
Dukkha- vedana menjadi sebab timbulnya Tanha.
Bila
ada perasaan seimbang,tentunya berpikir, walaupun belum sampai pada kesenangan,
tetapi berusaha supaya derita tidak menekan kesenangan yang akan timbul dan
berusaha menjadi perasaan seimbang seterusnya. Hal ini disebut Upekkha- vedana
menjadi sebab timbulnya Tanha.
Tanha mempunyai banyak jenis seperti:
1. Bicara dengan aramana (obyek), Tanha ini adalah
kesenangan dan kemelekatan terhadap Arammana 6, yaitu:
a.
Rupa Tanha:Keinginan
akan bentuk.
b.
Sadda Tanha:
keinginan akan suara.
c.
Gandha Tanha:
Keinginan akan bau.
d.
Rasa Tanha:
Keinginan akan rasa.
e.
Photthabha
Tanha: Keinginan akan sentuhan.
f.
Dhamma Tanha:
Keinginan akan kesan- kesan pikiran.
2. Bicara dengan keadaan yang berlangsung, bilamana
telah ada kesenangan dan kemelekatan terhadap Arammana 6, keadaan yang
berlangsung itu ada 3 macam, yaitu:
a.
Kama Tanha:
Keinginan akan nafsu indera/ kesenangan- kesenangan indera.
b.
Bhava Tanha:
Keingianan untuk kejadian/ menjelma tentang adanya diri yang kekal dan terpisah
(eternalisme)
c.
Vibhava Tanha:
keinginan untuk memusnahkan diri berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati
tamatlah riwayat manusia (nihilisme)
3. Bicara dengan secara terperinci, Tanha ini ada 108 macam, yaitu Arammana kepunyaan Tanha
ada 6 keadaan yang berlangsung kepunyaan Tanha ada 3, Jadi Tanha 18. Tanha ini
ada bagian dalam dan bagian luar, bagian dalam ada 18 dan bagian luar 18,
jumlah tanha 36. Tanha 36 ini mempunyai 3 waktu, yaitu Atita-Kala (waktu yang
lalu) ada 36, Paccupanna- Kala (waktu yang sekarang) ada 36, dan Anagata- Kala
(waktu yang akan dating) ada 36, jumlah Tanha 108.
Vedana menjadi sebab menimbulkan Tanha ini hanya
khusus kepada orang yang masih memiliki kilesa. Sedangkan orang yang terbebas
dari Kilesa, Vedana menjadi sebab munculnya Tanha tidak akan muncul.
TANHA
Dengan adanya Tanha (Keinginan rendah) maka munculah
Upadana (kemelekatan) atau Tanha paccaya Upadana. Walaupun karakteristiknya adalah
menangkap sebuah objek, tetapi kenyataannya ini adalah haus akan perasaan.
Karena ada enam macam perasaan, maka ada enam macam nafsu-keinginan, yaitu:
nafsu-keinginan akan penglihatan-penglihatan, suara-suara, bau-bauan, cita
rasa, barang-barang yang berbentuk, dan objek-objek mental. Setiap
nafsukeinginan dari ke enam nafsu-keinginan adalah bercabang tiga, berdasarkan
cara terjadinya, yaitu:
1. Nafsu-keinginan akan kenikmatan
inderawi (kāmataṇhā)
adalah menginginkan objek-objek sensual yang menyenangkan, indah, dan
memberikan kenikmatan.
2. Nafsu-keinginan akan eksistensi yang
berkelanjutan (bhavataṇhā)adalah
yang terkait dengan pandangan salah tentang kekekalan (menganggap eksistensi
atau kenikmatan sebagai permanen).
3. Nafsu-keinginan akan non-eksistensi
setelah kematian (vibhava-taṇhā)
yang terkait dengan pandangan kenihilan (percaya bahwa makhluk-makhluk menjadi
lenyap di saat kematian, tanpa adanya kelahiran-kembali dan tidak ada
akibat-akibat kamma
lebih lanjut).