infeed1

Buddha Vs Bodhisatva

10:43 AM Add Comment


Baik mana Budha dan Bodhisatva, mana yang lebih ideal?
Jadi disini ada dua bagian dari pertanyaan itu yang ingin ditekankan, yaitu mana yang lebih baik/mulia dan mana yang lebih diperlukan. Sekarang, marilah kita bersama-sama membayangkan jika seandainya ada orang berkata guru TK dan SD itu lebih baik dari pada seorang Profesor dengan alasan bahwa guru TK dan SD lah yang mengajarkan budi pekerti, apa jadinya orang pintar tanpa budi pekerti?? Sekarang, cobalah kita bayangkan apa jadinya jika manusia hanya punya budi pekerti tapi tidak punya keahlian, bergunakah kita? Jangan-jangan kita ini hidup hanya untuk menunggu mati? Bagaimana bila salah satu diantara kita menghadapi masalah sedangkan diri sendiri tidak punya keahlian untuk menyelesaikan masalah itu? Bergunakah kita bagi bangsa ini khususnya dan dunia pada umumnya?? Dan bahkan bagi semesta alam bukan cuma untuk manusia saja, dimana itu rahmatan lil’alamin nya? begitu pula tentunya dengan sebaliknya. Jadi disini, antara guru TK dan SD dengan Profesor punya peranannya masing-masing, tidak bisa kita mengatakan yang satu lebih mulia. Setuju??
Demikian halnya antara Buddha dengan Bodhisatva kita tidak bisa mengatakan Buddha lebih mulia dari Boddhisatva atau sebaliknya. Bahkan ketika Sang Buddha pergi ke Surga Tavatimsa (Surga kedua), Sang Buddha sendiri menyanjung para Bodhisatva atas pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan Mereka. Lalu jika demikian, siapakah diantara Buddha & Bodhisatva, yang diperlukan bagi semesta alam ini?? Seperti yang saya nyatakan sebelumnya pada @lovepasword bahwa Sang Buddha ada untuk menunjukan akhir dari dukhha, Boddhistva ada untuk menunjukan semangat untuk mengakhiri dukkha. Sekali lagi mari kita membayangkan , bayangkanlah anda berada disebuah jalan yang mana anda berpikir bahwa jalan ini tidak ada ujungnya, perlukah anda berjalan atau bahkan berlari?? Tidak perlu bukan. Tapi bagaimana bila ada orang berkata marilah kalian yang mencari pembebasan – ada akhir dari jalan ini, penghentian, akhir dari dukkha – apakah anda kemudian akan diam saja atau mulai melangkah atau bahkan berlari? Tentunya anda akan bersemangat untuk menempuh perjalanan, namun mungkin saja dalam suatu perjalanan timbul keraguan, anda kemudian berpikir saya telah menempuh perjalanan ini begitu jauh tapi masih belum sampai pada akhir jalan ini, demikian mungkin timbul keraguan tersebut. Tetapi seperti yang telah saya katakan bahwa Bodhisatva ada untuk menunjukkan semangat untuk mengakhiri dukkha yang mana dalam kalimat kasarnya itu adalah anda  baru begitu saja sudah putus asa, lah saya sendiri telah berjuang melebihi dirimu tapi tetap semangat, dimana semangatmu? Jadi bisa dilihatkan peran Bodhisatva itu, begitu juga peran Buddha, Dia ada untuk menunjukan akhir dari dukkha, jika tidak ada akhir, lah untuk apa kita berlari cepat-cepat?
Nah sekarang mungkin si @lovepassword bertanya-tanya jika demikian halnya bahwa Sang Buddha ada untuk menunjukan akhir dari dukhha, Boddhistva ada untuk menunjukan semangat untuk mengakhiri dukkha, lalu mengapa artikel sebelumnya judulnya adalah Buddha Rahmatan Lil’alamin, kenapa tidak Bodhisatva Rahmatan Lil’alamin?? Perlu anda ketahui bahwa sebelum seseorang menjadi Buddha dia itu sebelumnya adalah Bodhisatva, jadi tentunya keberadaan Buddha telah mewakili para Bodhisatva juga toh .
Demikian dhammma diajarkan
Indah pada awalnya
Indah pada pertengahannya
Indah pada akhirnya