Loading...

infeed1

METAFISIKA DAN ELEMEN- ELEMENNYA DALAM BUDDHIS

7:39 PM Add Comment


A.    Latar Belakang

Banyak orang menganggap metafisika berkaitan dengan hal- hal yang bersifat gaib. Atau juga ada yang menganggap metafisika sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam- alam setan ataupun yang berhubungan dengan klenik. Persepsi tersebut sebenarnya tidak dapat disalahkan, karena dalam arena perebutan makna sebuah istilah, maka sebuah istilah termasuk metafisika seiring perubahan waktu dalam konteks sosial dan sejarah jelas mengalami pergeseran makna yang digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat awam. Memang hal-hal supranatural juga termasuk atau tercakup dalam definisi metafisika, namun metafisika tidak dapat diartikan sepenuhnya adalah mengenai supranatural, kian lama agaknya definisi metafisika tidak menunjuk pada objek definitif yang diwakilinya. Hal yang sama seperti ketika sekarang dalam mempelajari filsafat lebih familiar diketahui adanya ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebagai batang tubuh atau elemen-elemen fundamental kajian filsafat, dan seakan melupakan metafisika.

B.     Pengertian Metafisika

Pada mulanya istilah metafisika digunakan di Yunani untuk merujuk pada karya-karya tertentu Aristoteles (384-322 SM). Namun sebenarnya istilah metafisika bukanlah dari Aristoteles, metafisika oleh Aristoteles disebut sebagai filsafat pertama atau theologia, dalam pandangan Aristoteles, metafisika belum begitu jelas dibedakan dengan fisika. Istilah metafisika yang kita kenal sekarang, berasal dari bahasa Yunani ta meta ta physika yang artinya “yang datang setelah fisik”. Istilah tersebut diberikan oleh Andronikos dari Rhodos (70 SM) terhadap karya-karya Aristoteles yang disusun sesudah (meta) buku fisika. (Loren Bagus, Matafisika, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm 18)

Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Metaphysica mengemukakan beberapa gagasannya tentang metafisika antara lain:
  • Metafisika sebagai kebijaksanaan (sophia), ilmu pengetahuan yang mencari pronsip-prinsip fundamental  dan penyebab-penyebab pertama.
  • Metafisika sebagai ilmu yang bertugas mempelajari yang ada sebagai yang ada (being qua being) yaitu keseluruhan kenyataan.
  • Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai obyek paling luhur dan sempurna dan menjadi landasan bagi seluruh adaan, yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia.

Ketiga keterangan Aristoteles tentang metafisika tersebut,  sebenarnya terdapat dua obyek yang menjadi metafisis Aristoteles yaitu,
  1. yang ada sebagai yang ada being qua being dan
  2. yang Ilahi.

Namun demikian Aristoteles sendiri tidak menjadikan dua obyek kajian sebagai obyek bagi dua disiplin ilmu yang berbeda. Seorang filosof  Jerman bernama Christian Wolff cenderung meyakini bahwa pembicaraan tentang yang ada sebagai yang ada dan yang Ilahi harus dipisahkan dan tidak dapat dibicarakan bersama-sama. Oleh karenanya, Wolff memilah filsafat pertama Aristoteles menjadi metaphysica generalis (metafisika umum) atau juga sering disebut ontologi dan methapysica specialis (metafisika khusus).

Pengertian Metafisika Dalam Filsafat Menurut Para Ahli

Menurut Cristian Wolf (1679-1754), metafisika terbagi menjadi dua jenis. Pertama, metafisika generalis, yakni ilmu yang membahas mengenai yang ada atau pengada atau yang lebih dikenal sebagai ontologi, dan kedua, metafisika spesialis yang terbagi menjadi tiga bagian besar,
  • antropologi, yang menelaah mengenai hakikat manusia, tentang diri dan kedirian, tentang hubungan jiwa dan raga,
  • kosmologi, yang membahas asal-usul alam semesta dan hakikat sebenarnya, dan
  • teologi, membahas mengenai Tuhan secara rasional.

Bahasan yang terdapat dalam metafisika secara umum antara lain meliputi,

(1) yang-ada (being), 
(2) kenyataan (reality),                      
(3) eksistensi (existence),      
(4) esensi (essence),   
(5) substansi (substance),      
(6) materi (matter),    
(7) bentuk (form),      
(8) perubahan (change),         
(9) sebab-akibat (causality), dan       
(10) hubungan (relation).

C.     Elemen- elemen Metafisika

a.      Secara Umum

Elemen- elemen metafisika secara umum adalah sebagai berikut:

·   Elemen Sejati, yaitu Cahaya dan Kegelapan (disebut juga Keteraturan dan Kekacauan).

·   Elemen Alam, yaitu Api, Air, Angin, dan Tanah.

·   Elemen Campuran, yang merupakan hasil penggabungan dari Elemen Sejati dan Elemen Alam; terdiri dari:

1.      Gravitasi (Api + Angin + Cahaya)

2.      Petir (Api + Angin + Kegelapan)

3.      Es (Air + Angin + Cahaya)

4.      Kabut (Air + Angin + Kegelapan)

5.      Isara (Api + Tanah + Cahaya)

6.      Meteor (Api + Tanah + Kegelapan)

7.      Kayu (Air + Tanah + Cahaya)

8.      Logam (Air + Tanah + Kegelapan)

·   Elemen Individu, yaitu elemen-elemen yang membentuk seorang individu; terdiri dari Persona/Karakter, Raga, Ruh, dan Akal/Pikiran.

b.      Secara Buddhis

Dilihat dari elemennya secara umum, maka dalam agama Buddha tepatnya dalam Abhidhamma, dijelaskan juga mengenai unsur- unsur tersebut dalam Rupa 28. Rupa adalah keadaaan yang dapat berubah dan bercerai dengan kedinginan dan kepanasan. Rupa terbagai menjadi 2 yaitu:

·   Mahabhutarupa 4: 4 unsur dasar yang besar.

1.      Pathavi Dhatu: unsur tanah atau padat.

2.      Apo Dhatu: Unsur Air atau Cair.

3.      Tejo Dhatu: Unsur Api atau Panas.

4.      Vayo Dhatu: Unsur Angin atau Gerak.

·   Upadayarupa 24: 24 macama berasal dari materi

1.      Pasadarupa 5: 5  materi yang mampu menerima obyek.

a.       Cakkhu Pasada: Landasan Mata.

b.      Sota Pasada: Landasan telinga.

c.       Ghana Pasada: Landasan hidung.

d.      Jivha Pasada: Landasan Lidah.

e.       Kaya Pasada: Landasan jasmanni.

2.      Visayarupa 4: 4 yang menjadi objek panca indera.

a.       Ruparammana: Obyek bentuk.

b.      Saddarammana: Obyek Suara.

c.       Gandharammana: Obyek bau.

d.      Rasarammana: Obyek rasa.

3.      Bhavarupa 2: 2 macam  kelamin.

a.       Itthibhava: unsur betina

b.      Purisabhava: Unsur jantan

4.      Hadayarupa 1:

a.       Hadayarupa: unsur batin sanubari

5.      Jivitarupa 1

a.       Jivitarupa: unsur kehidupan

6.      Ahararupa 1

a.       Kabalikarahara: unsur makanan

7.      Paricchedarupa 1

a.       Paricchedarupa: unsur dari ruangan

8.      Vinnatirupa 2: 2 bentuk perhubungan

a.       Kaya vinnati: unsur isyarat dengan gerakkan badan.

b.      Vaci vinnatti: unsur isyarat dengan kata- kata.

9.      Vikararupa 3: 3 macam gaya plastis.

a.       Lahuta: unsur gaya ringan.

b.      Muduta: Unsur gaya menurut.

c.       Kammannata: unsur  gaya menyesuaikan diri.

10.  Lakkhana rupa 4: 4 corak yang khas.

a.       Upacaya: unsur sempurna.

b.      Santati: Unsur bergantung terus.

c.       Jarata: unsur kelapukkan.

d.      Aniccata: Unsur tidak kekal.


D.    Kesimpulan

Elemen- elemen metafisika secara umum tidak jauh berbeda dengan apa yang terdapat dalam Rupa 28. Hanya saja memang pada Rupa 28 ada beberapa unsur yang kalau dipahami kurang sesuai.

Tepatnya elemen-  elemen metafisika sama dengan unsur utama yang besar (Mahabhuta rupa 4). Yang dalam elemen metafisika unsur tersebut digabungkan sehingga ada elemen yang disebut dengan elemen campuran.Mahabhuta rupa 4 lebih sesuai dengan elemen alami pada elemen umunya sedangkan elemen individu lebih cenderung ke Upadaya rupa 24.


Referensi:

ü  Panjika. 2004. Kamus Umum Buddha Dharma. Jakarta; Trisattva Buddhist Centre.

ü  Panjika. 2005. Abhidhammatthasangaha. Tangerang; Vihara Padumuttara.

ü  http://www.vandaria.com/metafisika-elemen-pembentuk (diakses tanggal 06 Maret 2013)

ü  http://www.sarjanaku.com/2012/10/pengertian-metafisika-dalam-filsafat.html (diakses tanggal 06 Maret 2013)

·         http://parapsikolog.wordpress.com/arti-metafisika/ (diakses tanggal 06 Maret 2013)

PENTINGNYA BERPIKIR HOLISTIK PADA KEHIDUPAN MANUSIA

7:35 PM Add Comment
A.      Latar Belakang
Sebagian orang beranggapan bahwa filsafat adalah sesuatu hal yang tidak penting, bahkan sesuatu hal yang tabu untuk diperbincangkan. Pada dasarnya filsafat bukanlah hal yang buruk, karena filsafat itu sebenarnya adalah berfikir secara mendasar (Radikal), menyeluruh (holistik), dan spekulasi (spekulatif). 
Perkembangan globalisasi dewasa ini menuntut seseorang, pemikir, cendekiawan, atau ilmuwan untuk dapat mengkaji permasalahan-permasalahan secara luas atau dari sudut pandang yang berbeda-beda. Kenyataan yang sering ditemui adalah pikiran manusia hanya terfokus atau terspesialisasi pada bidang-bidang kehidupan atau keilmuwan tertentu. Pemikiran yang cenderung  terkotak-kotak, parsial, atau fragmented adalah wajar. Namun perlu disadari, manusia hidup pada suatu sistem besar yang saling terkoneksi satu dengan lainnya. Apabila, manusia tetap mengkhususkan diri dengan pemikirannya yang sempit, maka tidak tertutup kemungkinan dia akan menjadi seseorang yang fanatik, tidak berkembang. Sebuah fenomena yang terjadi di dunia harus disikapi dari kaca mata yang  berbeda karena adanya suatu jalinan yang saling kait-mengkait. Dengan demikian ciri berpikir dari filsafat yaitu berpikir secara holistik dibutuhkan untuk mananggapi dan memecahkan suatu masalah demi mewujudkan suatu sistem kehidupan manusia yang seimbang secara batiniah dan rohani.

B.       Definisi Berpikir.          
Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan menghubungan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan. Hal-hal yang akan dihubungkan tersebut belum tentu ada atau hadir di benak kita. Oleh karena itu berpikir melibatkan kemampuan untuk membayangkan atau menyajikan objek-objek yang tidak ada secara fisik atau kejadian-kejadian yang tidak sedang berlangsung.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan untuk berpikir (homo thinking), makhluk yang mampu membangun atau mengembangkan potensi rasa dan karsa (emotional quetion); dan makhluk yang mampu membangun kualitas kedekatan pata Tuhan (spiritual quetion) (Muthahhari, M.. 1997; Tafsir, A. 2007). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk ‘multi dimensional’, dengan segala kemampuan yang dimiliki manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan itulah yang menjadi senjata pamungkas bagi manusia dalam mengusai atau memberdayakan alam seisinya. Kemampuan multidimensi tersebut, menyebabkan manusia mampu mengembangkan beragam ilmu pengetahuan atau kebudayaan yang kompleks menuju keunggulan hidup (civilization).
Diantara bagian terpenting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan adalah ‘kemampuan manusia untuk menalar’. Dari kemampuan menalar itulah manusia dapat: (a) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara maksimal; (b) memilih dan membedakan sesuatu itu benar atau salah, sesuatu itu baik atau tidak baik; (c) memilih beragam alternatif pilihan jalan hidup yang benar atau tidak benar, bermanfaat atau tidak bermanfaat; dan (d) terus melakukan inovasi diberbagai bidang kehidupan dengan pola perubahan yang bersifat progress of change (Ankersmit. 1987; Sztompka, P. 1993).

C.       Konsep Berpikir Holistik         
Pikiran manusia cenderung bersifat analitis, memilah-milah, separa¬tis, friktif, parsial. Sebaliknya, pikiran tidak mampu mencerap objek secara tuntas. Hal ini disebabkan :

a.    Hakikat sesuatu objek pikiran selalu bersifat tersembunyi, atau setidaknya tidak akan pernah tuntas dicerap secara menyeluruh oleh pikiran. Ya, selalu saja ada bagian yang tidak kita mengerti. Makin banyak yang diketahui, maka jauh lebih banyak lagi yang belum diketahu. Kalau kita mengenal istilah metodologi, maka sebenarnya hanya berarti “cara logis untuk mendekati objek”, dan bukan cara mencerap objek secara tuntas.

b.    Dalam konteks praktis, biasanya kita lalu membagi tugas kepada beberapa orang dari berbagai disiplin ilmu misalnya. Model “membagi tugas” seperti ini mengandung kelemahan atau bahaya, kalau kita tidak memahami karakter pemikiran di balik pembagian tugas itu

c.    Oleh karena pikiran tidak akan pernah mampu mencerap hakikat objek secara tuntas, maka berarti pikiran tidak akan pernah mampu berbicara perihal kebenaran. Pikiran hanya mampu berbicara perihal kebetulan. Mengambil hikmah dari gambar di atas, maka “kebetulan + kebetulan = kebenaran” bukan? artinya, kita tidak bisa menemukan kebenaran dengan mengumpulkan kebetulan-kebetulan. Dengan kata lain, pikiran tidak mampu melakukan valuasi (penilaian salah-benar), pikiran hanya mampu melakukan evaluasi (menyatakan fakta-fakta parsial).
Contoh :
Suatu penelitian menghendaki Anda mengukur/mengamati karakter daun tanaman rambutan. Perhatikan kata daun, tanaman dan rambutan. Dan perhatikan pula, bagaimana suasana psikis Anda saat mengamatinya. Meskipun perhatian Anda tertuju hanya kepada daun, tetapi pasti Anda sadar sesadar-sadarnya bahwa daun itu hanyalah sebagian dari bagian-organis tanaman, dan tanaman itu adalah rambutan. Oleh karena daun itu hanya sebagian organ, maka pasti ia bersangkut-paut dengan bagian-bagian lain (akar, batang, dst.). Tetapi kita bisa membedakan bahwa daun bukanlah akar, dan akar bukanlah batang. Begitulah seterusnya kesadaran Anda dari saat ke saat selama melakukan pengamatan Oleh karena itu, praktik-praktik dalam ilmu ragawi biasanya bisa lebih dijamin kebenarannya daripada ilmu non-ragawi. Sehingga, bagian-bagian yang diamati secara terpisah pun, setelah disatukan akan membangun suatu sistem konsistensi logika yang utuh. Pada contoh di atas, rangkaiannya membentuk bangun tanaman rambutan. Suatu bangun yang membentuk sistem konsistensi logika yang utuh, itulah fakta namanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka berlaku prinsip umum :
a. Keseluruhan tidak sama dengan jumlah bagian-bagiannya, atau
b. Keseluruhan sama dengan keseluruhan itu sendiri
Berdasarkan uraian di atas maka didalam memahami suatu objek, diperlukan pemahaman secara utuh dan menyeluruh terhadap objek tersebut atau disebut juga berpikir secara holistik. Ciri berpikir filsafat ini berlaku umum terhadap berbagai fenomena kehidupan manusia di dunia untuk mewujudkan keseimbangan hidup manusia. Dengan demikian konsep berpikir holistik dapat diuraikan sebagai berikut :

                         i.          Berpikir secara utuh, tidak terlepas-lepas dalam kapsul egoisme (kebenaran) sekoral yang sempit. Cara berpikir filsafat seperti ini perlu dikembangkan mengingat hakikat pemikiran itu sendiri adalah dalam rangka manusia dan kemanusiaan yang luas dan kaya (beraneka ragam) dengan tuntutan atau klaim kebenarannya masing-masing, yang menggambarkan sebuah eksistensi yang utuh. Baginya, pikiran adalah bagian dari fenomena manusia sebab hanya manusia lah yang dapat berpikir, dan dengan demikian ia dapat diminta pertanggungjawaban terhadap pikiran maupun perbuatan-perbuatan yang diakibatkan oleh pikiran itu sendiri. Pikiran merupakan kesatuan yang utuh dengan aneka kenyataan kemanusiaan (alam fisik dan roh) yang kompleks serta beranekaragam. Pikiran, sesungguhnya tidak dapat berpikir dari dalam pikiran itu sendiri, sebab bukan pikiran itulah yang berpikir, tetapi justru manusia lah yang berpikir dengan pikirannya. Jadi, tanpa manusia maka pikiran tidak memiliki arti apa pun. Manusia, karenanya, bukan hanya berpikir dengan akal atau rasio yang sempit, tetapi juga dengan ketajaman batin, moral, dan keyakinan sebagai kesatuan yang utuh.

                       ii.          Suatu pola pikir  dengan cara melihat keseluruhan sistem seakan-akan kita berada diatas helicopter dan melihat semua komponen sistem itu berinteraksi satu dan lainnya dibawah. Artinya kita selalu berpikir lebih luas dan memahami bahwa suatu bagian itu berkoneksi dengan bagian lainnya. Sehingga ketika ada gejala ketidak beresan, yang diperlukan adalah melihat dan bertanya sampai kita menemukan akarnya. Inilah yang penting dimiliki oleh individu yang ingin lebih maju.

                     iii.          Model berpikir yang menggunakan model divergen dan konvergen secara bertahap. Kemampuan menggunakan kedua model berpikir tersebut, ditambah kemampuan “melihat” hubungan antara ide-ide atau informasi-informasi yang sebelumnya tidak terhubung merupakan dasar bagi berpikir cerdas.

Secara singkat, holistic thinking adalah aktivitas berpikir yang merupakan gabungan antara dimensi-dimensi spiritual (moral, etika, tujuan hidup), psikososial (motivasi, empati), rasional (tingkat pertama dan tingkat kedua, lihat penjelasan di bawah), dan fisikal (eksekusi, implementasi, menerima umpan balik). Kecerdasan pada dimensi-dimensi tersebut dilabeli dengan istilah SQ (spiritual), EQ (emosional), IQ (rasional), dan PQ (fisikal). Contoh sederhana adalah ketika sesorang membuat masalah dengan kita, orang yang pikirannya sempit akan langsung menghajar dan memukulinya. Tetapi untuk orang yang cerdas akan mencari penyebab masalahnya dan menyelesaikannya dengan baik.

D.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemikiran secara Holistik      
Perkembangan globalisasi menuntut pengembangan pola pikir secara holistik. Beberapa faktor yang mempengaruhinya dapat diuraikan sebagai berikut :

a.    Kehidupan manusia terdiri dari beragam bidang kehidupan. Bidang-bidang kajian tersebut antara lain agama, hukum, bahasa, seni, matematika, sains, sosiologi, komunikasi, pendidikan dan sebagainya. Semua bidang tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya.

b.    Otak manusia sejak dilahirkan telah disiapkan untuk memahami berbagai macam bidang ilmu. Secara potensial hal itu sudah disediakan, tetapi secara realitas kerap kali yang berkembang hanya bagian-bagian tertentu saja dari otak manusia. Karena tidak dilatih secara maksimal.

c.    Jika dicermati, kehidupan manusia baik secara individu, sosial (komunitas), kehidupan hewan dan tumbuhan di alam, serta sistem mikroskopis dan makrokosmos yang ada di alam mini, akan didapati bahwa tidak ada satu pun makhluk yang independen secara mutlak. Semua makhluk itu terikat dalam sistem yang saling terhubung. Artinya, hakikat kehidupan kita ini bersifat komplek, tidak tunggal, tidak mandiri secara mutlak. Dengan demikian, memahami kehidupan ini juga membutuhkan perangkat-perangkat ilmu pengetahuan yang komplek pula.

d.   Dalam manajemen modern, banyak pihak telah lama menerapkan sistem pendekatan integral. Misalnya dalam industri perangkat keras komputer. Disana sebuah pabrik komputer tidak hanya merekrut ahli-ahli teknik komputer saja, tetapi mereka juga membutuhkan ahli desain, ahli bahasa, ahli marketing, peneliti sosial, sampai ahli psikologi. Dengan pendekatan yang bersifat menyeluruh (integral), diharapkan keputusan-keputusan manajemen yang diambil lebih dekat kepada realitas konsumen yang dihadapi.

e.    Ilmu pengetahuan telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan multi disipliner yang menguasai ilmu agama, filsafat, matematika, sains, seni, sejarah, geografi dan lain-lain.

f.     Pemahaman bidang-bidang ilmiah secara holistik akan membawa kepada kebijaksanaan dan keputusan yang matang. Justru sikap fanatik kepada spesialisasi dan menolak keragaman perspektif, hal itu akan membawa kepada kesempitan pandangan dan kesimpulan yang mentah.

g.    Pada dasarnya, tidak ada satu pun bidang ilmu yang bersifat spesialis murni. Seorang ahli tidak akan menemukan sebuah teori baru tanpa alat bantu ilmu lain seperti ilmu fisika, informasi perpustakaan, dll.

h.    Dengan berpikir secara holistik, seseorang mampu beradaptasi dengan berbagai macam manusia, lingkungan dan kasus. Menghadapi orang desa berbeda dengan menghadapi orang kota, menghadapi orang Jawa berbeda dengan menghadapi orang Batak.

E.       Kesimpulan

Berpikir holistik dalam kehidupan manusia sangat penting. Apalagi kita sebagai makhluk sosial di zaman globalisasi ini, yang terus dihadapakan dengan suasana, lingkungan dan manusia yang berbeda. Berpikir holistik akan membuat orang lebih mudah beradaptasi dengan suasana, lingkungan, dan manusia yang baru serta berbeda.

Dengan berpikir holistik kita tidak akan terjebak dalam pemikiran- pemikiran yang bodoh. Kita bisa menghadapi segala sesuatu yang terjadi pada diri kita atau orang lain dengan pikiran positif.  Dan juga mampu menyelesaikan masalah dengan baik yang dimulai dengan mencari penyebabnya.

Bagi pelajar atau juga mahasiswa berpikir holistik sangat penting,  Akan sangat memudahkan kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi masalah, tugas- tugas dan juga pekerjaan- pekerjaan diluar aktifitas belajar.

Yang lebih penting adalah berpikir holistik akan membuat kita lebih bijaksana. Meninggalkan segala macam hal yang buruk dan melaksanakan hal- hal yang baik. Sebagai makhluk sosial juga harus pandai memilih sahabat yang baik. Sebagai makhluk konsumen juga harus bijaksana, yang lebih dibutuhkan harus didahulukan. Sebagai politikus juga harus mementingkan rakyat daripada golongan dan individunya sendiri.

Referensi:

http://bongsochicha.blogspot.com/2012/08/berpikir-holistik.html (diakses tanggal 25 Maret 2013)

Cheat Counter Terrorism Condition Zero

7:32 PM Add Comment


Cheat
Effect
bot_kill
Membunuh semua bot ( langsung menang jika bom belum terpasang)
restart
restart map without losing any goals
cl_levellocks 16382
Bring down the All Deleted Scenes
sv_cheats 1
Enables cheats
god
Tidak terlihat
noclip
Tembus tembok
notarget
Musuh tidak bisa melihat mu
bot_zombie 1
Bot hanya diam tidak bergerak
bot_pistols_only
bot hanya akan membeli pistol
kick
kick the bots
bot_sniper_only
bot hanya membeli snipers
bot_goto_mark #number
membuat bot bergerak ke tempat tertentua
bot_difficulty
set tingkat kesulitan bot
bot_knives_only 1
Bot hanya memakai pisau
Fly
bisa terbang ^_^
sv_gravity #
Ganti "#" dengan nomor dan akan merubah gravitasi. Deaf = 800.
mp_c4timer #
Ganti "3" dengan nomor untuk merubah timer C4. Deaf= 45.
mp_friendlyfire #
Ganti "#" dengan angka 1 atau 0 untuk merubah Friendly Fire. 1=On 0=Off.
mp_startmoney #
Ganti "#" dengan angka untuk merubah jumlah uang. Deaf = 800.
career_end_round
Mengakhiri pertempuran (kalah).
career_restart
Restarts Pertempuran.
bot_zombie #
Ganti "#" dengan 1 atau 0 untuk membuat bot brjalan atau berhenti. 1=Moving 0=Non-Moving.
bot_difficulty
Set the BOTS difficulties.
bot_knives_only 1#
Ganti "#" dengan 1 atau 0 membuat bot hanya memakai pisau. 1=Only Knives 0=Not just knives. Deaf = 0.
v
Uang Maksimal
mp_freeztime
Menghentikan waktu, pemain masih tetap biasa bergerak.
sv_gravity
set gravitasi, semakin rendah # artinya kamu akan terlihat melayang, semakin tinggi # semakin berat berjalan dan jika jatuh damage nya lebih besar.
bot_stop 1
Makes the bot's stand still.
bot_allow_rogues 0
Menghentikan inisiatif bot, mereka akan patuh perintah mu.
bot_defer_to_human 0
bot tidak akan menunggumu untuk menyelamatkan sandera, memasang bom atau menjinakkan bom.
mp_startmoney 16000
Keuangan maksimal.
jointeam 6 ; jointeam 1
Menjadi Terrorist setelah mati
jointeam 6 ; jointeam 2
Menjadi Counter-Terrorist setelah mati
impulse 101
Doesn't give you more weapons. Instead gives you full money.
+graph
Shows a little information on the very bottom right of your screen
-graph
Disables the litte information on the bottom right corner when you have +graph on
sv_restartround 1
game restart setelah 1 detik
decalfrequency 0
Enables unlimited spraying
gl_spriteblend <0-1>
Enables blood thickening on or off. 0 = Off. 1 = On
cl_righthand <0-1>
Merubah tangan yg memegang senjata. 0 = tangan kiri. 1 = tangan kanan.
mp_autoteambalance <0-1>
Enables auto-team balance. 0 = Off. 1 = On.
mp_autokick <0-1>
Enables the local player to automatically kick other players. 0 = Off. 1 = On.
hud_deathnoticetime #
You can see the last deaths of players on the specified seconds.
sv_clienttrace #
Peluru tembus tembok.
mp_fadetoblack <0-1>
When set to 0, the screen will be black when any player from the server is dead. Switch to 1 to disable.
quit
Automatically ends the game and quits Condition Zero
disconnect
Automatically ends the game but doesn't quit Condition Zero
clear
Erases all the whole messages in the console.
list
Lists available servers to participate in.
alias "" ""
Executes the command by just entering the in the console.
sv_restart 1
game restarts setelah 1 detik (sama dengan "sv_restartround 1").
mp_tkpunish <0-1>
When enabled, bots/players who kills their teammate(s) will die on the next round. 0 = Off. 1 = On.
mp_hostagepenalty
Automatically kicks the bot/player if he kills so many hostages according to the value. Put 0 to disable.
maxplayers
Set maximum players saat membuat new multiplayer game. Hanya berlaku sebelum perang di mulai.
+commandmenu
Displays commands for faster use on the left side of your screen.
-commandmenu
Enter this code if you have "+commandmenu" activated only.
autobuy
Secara otomatis membeli senjata terbaik untuk tim kamu. AK-47 jika T dan M4A1 jika CT.
timerefresh
Refreshes time on the console.
Spawn indicated items
Tekan ` .Lalu ketik sv_cheats 1 untuk memperbolehkan cheat, lalu ketik give weapon_.
Cheat
Effect
weapon_ak47
spawns the name
weapon_aug
spawns the name
weapon_awp
spawns the name
weapon_deagle
spawns the name
weapon_famas
spawns the name
weapon_fiveseven
spawns the name
weapon_g3sg1
spawns the name
weapon_glock18
spawns the name
weapon_m3
spawns the name
weapon_m4a1
spawns the name
weapon_mac10
spawns the name
weapon_mp5navy
spawns the name
weapon_p228
spawns the name
weapon_p90
spawns the name
weapon_scout
spawns the name
weapon_sg550
spawns the name
weapon_sg552
spawns the name
weapon_tmp
spawns the name
weapon_ump45
spawns the name
weapon_usp
spawns the name
weapon_xm1014
spawns the name
ammo_generic
full ammo dari semua senjata yg kamu bawao
item_healthkit 1
give you 15 health, the number multiplies the amount to be restored
item_armor 1
give you 15 health, the number multiplies the amount to be restored
weapon_laws
give you LAWS (rocket launcher)
weapon_m60
give you M60 machine gun
weapon_shieldgun
give you a shield and a pistol

AGAMA BUDDHA DAN POLITIK

4:02 PM Add Comment
A.    Latar Belakang

Politik adalah suatu hal yang tabu yang dialami umat Buddha karena tidak semua umat Buddha mengetahui apa itu politik dan seluk beluknya. Kebanyakan dari mereka berbicara politik ketika terjadi kasus yang kaitannya dengan pejabat-pejabat politik dan pembiacaraan politik ini merupakan pembicaraan paling asyik ketika sedang berkumpul. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia, kita tidak bisa terlepas dalam politik. Semua apapun yang dilakukan ada yang berbau politik. Bahkan anak-anak pun sebenarnya tanpa disadari sudah terlibat sudah terlibat pada politik. Misalnya ketika sedang bermain atau disekolah ada yang dipilih menjadi ketua kelas.

Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi masyarakat Indonesia karena di tahun inilah pesta demokrasi atau pemilu dilaksanakan. Banyak masyarakat menginginkan perubahan yang positif ditahun ini setelah terpilihnya pemimpin baru. Namun kenyataannya berbeda dengan yang mereka harapkan karena banyak orang yang menginginkan untuk ikut menyalurkan aspirasi masyarakat dengan cara menjadi caleg (calon Legislatif) hanya untuk merubah nasib. Nasib disini bukan nasib masyarakatnya akan tetapi nasibnya sendiri sehingga sekarang banyak dari kalanagn masyarakat biasa sampai para tokoh, artis, olah ragawan ikut nyaleg.

Menjadi anggota DPR sekarang memang mudah karena semakin banyaknya partai- partai yang mengikuti pemilu. Dari partai yang nasionalis seperti PDI-P, Partai Demokrat sampai yang agamis seperti PPP, PKS, dan PKB. Akan tetapi jika dilihat dari latar belakangnya apakah mereka yang menjadi caleg mampu untuk mengemban amanat rakyat?. Mungkin untuk partai nasionalis memang masih bisa diperhitungkan akan tetapi bagaimana dengan partai yang berbasis agama?

Usaha untuk mencampuradukkan agama dengan politik pun sering terjadi. Padahal, kalau dilihat agama berdasarkan pada moralitas, kemurnian, dan keyakinan, sedangkan dasar politik adalah kekuatan. Dilihat dari sejarah masa lalu, agama telah sering digunakan untuk memberi hak bagi orang-orang yang berkuasa. Agama digunakan untuk membenarkan perang dan penaklukan, penganiayaan, kekejaman, pemberontakan, penghancuran karya~karya seni dan kebudayaan. Ketika agama.digunakan sebagai perantara tindakan-tindakan politik, agama tidak lagi dapat memberikan keteladanan moral yang tinggi dan derajatnya direndahkan oleh kebutuhan-kebutuhan politik duniawi.

                                                                        (Dhammananda (2002;333)

B.     Pengertian Politik

Politik /po·li·tik/ n 1 (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan). (KBBI)

Semantara itu politik menurut Wikipedia dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara, adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Jadi, Politik adalah pengetahun mengenai ketatanegaraan atau kepemerintahan atau yang berkaitan dengan warga Negara.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

·         politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

·         politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

·         politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat

·         politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
C.    Perilaku politik

Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:

·         Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin

·         Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat

·         Ikut serta dalam pesta politik

·         Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas

·         Berhak untuk menjadi pimpinan politik

·         Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku

Perilaku-perilaku itu biasanya sudah diatur dalam undang-undang. Akan tetapi karena sifatnya tidak mengikat maka yang melanggar pun tidak akan dihukum. Misalnya dalam pemilu ada yang golput (tidak memilih) maka tidak ada sanksi yang berarti. Memang sebagai warga Negara tidak ada sanksi khusus terutama mengenai pelanggaran itu, akan tetapi sebagai warga Negara yang baik tentunya mempunyai hak untuk menentukan masa depan bangsa sehingga tidak ada salahnya jika mengikuti pesta demokrasi itu.

D.    Para Bhikkhu Yang Terlibat Politik

Sang Buddha merupakan biarawan pertama yang melepasakan keduniawiannya. Bahkan beliau tidak mau ketika diminta ayahnya untuk kembali ke kerajaan dengan dijanjikan diberikan separuh luas kerajaan tetapi beliau tetap tidak mau. Sang Buddha tetap teguh pada pendirian untuk mencapai tujuannya dalam menjalani kehidupan sebagai seorang bhikkhu.

Dalam kehidupannya sebagai Buddha beliau tidak terlibat dalam politik. Akan tetapi, beliau sering menjadi penengah masalah yang berbau politik antara dua penguasa kerajaan yang bertikai. Beliau membantu menyelesaikan masalah yang ada dan menjadi pembimbing spiritual bagi para raja yang terlibat politik. Beliau tidak terlibat dalam penyelesaian dan pergulatan politik.

Misalnya, saat suku Koliya dan Sakya hendak berperang demi penggunaan air sungai, Sang Buddha membujuk mereka agar tidak melakukannya. Saat raja Ajattasattu mencoba menaklukkan suku Vajji, Sang Buddha menyampaikan pesan dengan cara melakukan percakapan dengan Ananda di depan menteri raja Ajattasattu, bahwa suku Vajji tidak dapat ditaklukkan. Dengan demikian Sang Buddha meyakinkan Raja untuk membatalkan rencananya. Dalam dua kesempatan, Sang Buddha menghentikan majunya bala tentara raja Vadidabu yang hendak menghancurkan suku Sakya dengan bermeditasi di bawah pohon kering.

Keterangan singkat di atas menunjukkan dua poin penting:

1)      Para biarawan dapat mendidik para raja dan menteri (para politisi) dengan mengajarkan Dhamma kepada mereka, menjadi penengah dalam berbagai permasalahan politik dan melindungi hak-hak para warganegara pada saat diperlukan.

2)      Para biarawan tidak terlibat sebagai pribadi dalam pengendalian dan pelaksanaan kekuasaan politik. Mereka juga tidak terlibat dalam pergulatan kekuasaan politik. Dengan kata lain, para biarawan boleh terlibat dalam politik tetapi harus dibatasi. Mereka tidak boleh menjadi politisi. (Ang Choo Hong: 2004)

            Sekarang kita terkadang mendengar bhikkhu sering mengikuti politik dan hal ini mereka dikuatkan dalam kitab suci. Bhkkhu harus tetap focus menjalani kehidupan sucinya karena politik identic dengan profesi. Misalnya di Indonesia politik identic dengan menjadi anggota DPR, DPRD, DPD atau bahkan menjadi presiden. Jika bhikkhu terlibat dalam pergulatan politik maka tentunya kualitas diri dan batinnya akan terganggu.

            Dalam artikelnya, Ang Choo Hong menyatakan bahwa ada alasan-alasan mengapa ada bhikkhu atau biarawan yang terlibat dalam politik, yaitu:

1)      Hal itu disebabkan oleh sejarah politik sosial seperti dalam kasus para Dalai Lama di Tibet.

2)      Mereka yang tidak mempunyai pilihan lain karena lingkungan politik tempat mereka berada. Misalnya, apabila mereka dipilih oleh pihak-pihak yang berwenang untuk menjabat sebagai menteri, wakil rakyat, anggota badan legislatif, dll.

3)      Mereka yang dengan tulus hendak mengabdi pada kepentingan Buddhisme tetapi mereka tidak mempunyai pengertian yang mendalam tentang Ajaran Sang Buddha dan pengertian tentang politik. Maka hal ini membingungkan peran mereka sendiri.

4)      Mereka yang mengenakan jubah kuning tetapi mempunyai karakter yang egois. Mereka menginginkan perhatian dari orang lain.

Agama Buddha tidak membenarkan bhikkhu atau biarawan terlibat dalam pergulatan politik. Jika semua bhikkhu terlibat dalam politik yang penuh dengan keegoisan dan kekuasaan, maka agama Buddha bisa hancur karena tidak ada lagi yang mampu menjaga Dhamma Vinaya dengan benar.

E.     Politik Menurut Agama Buddha

Politik dan kekuasaan di dalam Buddhist dipahami seperti sebuah kereta yang  tergantung kepada kedua rodanya, yakni roda kekuasaan (anacakka) dan roda kebenaran (dhammacakka). Bila roda kekuasaan tidak dikendalikan oleh penguasa dengan baik, maka akan menjadi kekuasaan yang korup, dan dalam kondisi ini Sangha atau komunitas spiritual, harus mengimbanginya dengan roda kebenaran.

Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesian Corruption Watch, Abdullah Dahlan, Rabu, 2 April 2014, mengatakan korupsi politik di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama dua periode justu lebih dominan. (Vivanews.co.id)

Pendekatan agama Buddha terhadap politik adalah moralisasi dan tanggung jawab penggunaan kekuatan masyarakat. Sang Buddha mengkotbahkan Tanpa Kekerasan dan Kedamaian sebagai pesan universal. Beliau tidak menyetujui kekerasan atau penghancuran kehidupan dan mengumumkan bahwa tidak ada satu hal yang dapat disebut sebagai suatu perang 'adil'.

Sang Buddha mendiskusikan penting dan perlunya suatu pemerintahan yang baik. Beliau memperlihatkan bagaimana suatu negara dapat menjadi korup, merosot nilainya dan tidak bahagia ketika kepala pemerintahan menjadi korup dan tidak adil. Beliau berbicaramenentang korupsi dan bagaimana suatu pemerintahan harus bertindak berdasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan. Suatu kali Sang.Buddha berkata, "Ketika penguasa suatu negara adil dan baik para menteri menjadi adil dan baik; ketika para menteri adil dan baik, para pejabat tinggi adil dan baik; ketika para pejabat tinggi adil dan baik, rakyat jelata menjadi baik; ketika rakyat jelata menjadi baik, orang-orang menjadi adil dan baik". (Anguttara Nikaya).

Di dalam Cakkavatti Sihananda Sutta, Sang Buddha berkata bahwa kemerosotan moral dan kejahatan seperti pencurian, pemalsuan, kekerasan, kebencian, kekejaman, dapat timbul dari kemiskinan. Para raja dan aparat pemerintah mungkin menekan kejahatan melalui hukuman, tetapi menghapus kejahatan malalui kekuatan, takkan berhasil.

Dalam Jataka, Sang Buddha telah memberikan10 aturan untuk pemerintahan yang baik, yang dikenal sebagai "Dasa Raja Dhamma". Kesepuiuh aturan ini dapat diterapkan bahkan pada masa kini oleh pemerintahan manapun yang berharap dapat mengatur negaranya. Peraturan-peraturan tersebut sebagai berikut :

1)      Bersikap bebas/tidak picik dan menghindari sikap mementingkan diri sendiri.

2)      Memelihara suatu sifat moral tinggi.

3)      Siap mengorbankan kesenangan sendiri bagi kesejahteraan rakyat.

4)      Bersikap jujur dan menjaga ketulusan hati.

5)      Bersikap.baik hati dan lembut.

6)      Hidup sederhana sebagai teladan rakyat.

7)      Bebas dari segala bentuk kebencian.

8)      Melatih tanpa kekerasan.

9)      Mempraktekkan kesabaran, dan

10)  Menghargai pendapat masyarakat untuk meningkatkan kedamaian dan harmoni.

Mengenai perilaku para penguasa, Beliau lebih lanjut menasehatkan:

o   Seorang penguasa yang baik harus bersikap tidak memihak dan tidak berat sebelah terhadap rakyatnya.

o   Seorang penguasa yang baik harus bebas.dari segala bentuk kebencian terhadap rakyatnya.

o   Seorang penguasa yang baik harus tidak memperlihatkan ketakutan apa pin dalam penyelenggaraan hukum jika itu dapat dibenarkan.

o   Seorang penguasa yang baik harus memiliki pengertian yang jernih akan hukum yang diselenggarakan. Hukum harus diselenggarakan tidak hanya karena penguasa mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan hukum. Dan.dikerjakan dalam suatu sikap yang masuk akal dan dengan pikiran sehat, (Cakkavati Sihananda Sutta)

Dalam Milinda Panha dinyatakan: Jika seseorang yang tidak cocok, tidak mampu tidak bermoral, tidak layak, tidak berkemampuan, tidak berharga atas kedudukan sebagai raja, telah mendudukkan dirinya sendiri sebagai seorang raja atau seorang penguasa dengan wewenang besar, dia akan menjadi sasaran penyiksaan. Menjadi sasaran berbagai macam hukuman oleh rakyat. Karena dengan keberadaannya yang tidak cocok dan tidak berharga, dia telah menempatkan dirinya secara tidak tepat dalam kedudukannya. Sang penguasa seperti halnya orang lain yang kejam dan melanggar moral etika dan aturan dasar dari semua hukum-hukum sosial umat manusia, adalah sebanding sebagai sasaran hukuman dan lebih lagi, yang pantas menjadi kecaman adalah penguasa yang berbuat sendiri sebagai seorang perampok masyarakat. Dalam suatu cerita Jataka, disebutkan bahwa seorang penguasa yang menghukum orang yang tidak bersatah dan tidak menghukum orang telah melakukan kejahatan, tidak cocok untuk mengatur suatu negara.

Raja yang selalu memperbaiki dirinya sendiri dan secara hati-hati memeriksa tingkah lakunya baik perbuatan, ucapan dan pikiran, mencoba untuk rnenemukan dan mendengar pendapat publik apakah dia telah bersalah atau tidak atas kesalahan atau kekeliruan dalam mengatur kerajaannya. Jika ditemukan bahwa dia telah mengatur secara tidak benar, masyarakat akan mengeluh bahwa mereka telah dihancurkan oleh penguasa yang jahat dengan perlakuan yang tidak adil, hukuman, pajak, atau tekanan-tekanan lain termasuk korupsi dalam segala bentuk, dan mereka akan bereaksi menentangnya dalam satu atau lain cara. Sebaliknya, jika seorang penguasa mengatur dengan cara yang benar mereka akan memberkahinya dengan "Panjang umur Yang Mulia" (Majjhima Nikaya)

Penekanan Sang Buddha pada tugas moral dari seorang penguasa untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat telah mengilhami Raja Asoka pada abad ketiga Sebelum Masehi untuk berbuat demikian. Raja Asokaa, contoh seorang raja berhasil dengan prinsip ini, berketetapan untuk hidup menurut Dhamma dan mengkhotbahkan Dhamma serta melayani rakyatnya dan semua umat manusia. Dia mengajarkan tanpa kekerasan kepada tetangga-tetangganya, meyakinkan mereka dan mengirim utusan
kepada para raja membawa pesan perdamaian dan tanpa agresi. Dengan penuh semangat mempraktekkan kebajikan moral, .kejujuran, ketulusan, welas asih, kebaikan hati, tanpa kekerasan, penuh perhatian dan toleransi terhadap semua manusia, tidak tinggi hati, tidak tamak, dan melukai binatang. Beliau mendorong kebebasan beragama dan secara berkala.membabarkan Dhamma kepada orang-orang di pedalaman. Beliau menangani pekerjaan kebutuhan masyarakat, seperti: mendirikan rumah sakit-rumah sakit untuk manusia dan binatang, memasok obat-obatan, menanam hutan-hutan kecil dan pohon-pohon di tepi jalan, menggali sumur-sumur, dan membangun tanggul-tanggul air dan rumah-rumah peristirahatan. Beliau juga melarang bertindak kejam terhadap binatang-binatang.

F.     Kesimpulan

 Tujuan Buddha Dhamma tidak diarahkan pada penciptaan lembaga-lembaga politik baru dan menyusun rencana-rencana politik. Pada dasarnya, agama mencari pendekatan masalah-masalah kemasyarakatan dengan memperbaiki individu-individu dalam masyarakat tersebut dan menganjurkan beberapa prinsip umum untuk dituntun ke arah nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Betapapun, ini tidak berarti bahwa agama Buddha tidak dapat atau harus tidak terlibat dalam proses politik, yang merupakan suatu realitas sosial. Bagaimanapun kehidupan anggota masyarakat dibentuk oleh hukum-hukum dan peraturan-peraturan, aturan-aturan ekonomi, lembaga-lembaga, yang dipengaruhi oleh penataan politik dari masyarakat tersebut. Namun, jika seorang umat Buddha berharap untuk terlibat dalam politik, dia harus tidak menyalahgunakan agama untuk memperoleh kekuatan politik. Juga tidak dianjurkan bagi mereka yang telah melepaskan kehidupan duniawi untuk menjalani suatu kehidupan agama yang murni untuk secara aktif terlibat dalam politik. Biarawan atau bhikkhu hanya bisa membantu menyelesaikan permasalahan- permasalahan politik dengan cara menanamkan nilai-nilai Buddhisme.

Sebagai warga Negara, kita juga berhak membangun bangsa ini. Sekalipun berbeda- beda suku atau agama, semuanya berhak untuk membangun Negara ini. Karena sekarang Negara kita ini membutuhkan tenaga yang kompeten dan mempunyai loyalitas tinggi untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat. Hidup kita  memang tidak bisa terlepas dari politik yang penuh kebohongan dan permainan akal pikiran. Akan tetapi, paling tidak jika kita mampu mempraktikkan ajaran Sang Buddha dengan sungguh-sungguh maka hal ini akan mengimbangi apa yang pernah kita lakukan.

Mungkin kita dapat belajar sesuatu dari kecerdikan Gereja Katolik di Philipina. Gereja di sana tidak terlibat dalam partai politik apapun. Tetapi mereka aktif menyuarakan penderitaan rakyat dan mengangkat berbagai persoalan yang terkait. Dengan melakukan tindakan seperti itu, Gereja menjadi suatu grup yang sangat berpengaruh. Partai-partai politik pemerintah dan oposisi semuanya harus memperhatikan tekanan yang digunakan oleh Gereja. Umat-umat awam mungkin dapat terpecah dalam penafsiran mereka atas pesan Gereja, selanjutnya bergabung dan mendukung partai-partai yang berbeda, tetapi mereka semua akan setuju dengan Gereja. Sementara itu Gereja tidak terpecah belah.



Referensi

o   http://kbbi.web.id/politik (Diakses tanggal 22 April 2014)

o   http://id.wikipedia.org/wiki/Politik (Diakses tanggal 22 April 2014)

o   http://politik.news.viva.co.id/news/read/493627-icw---korupsi-politik-di-era-sby-lebih-dominan (Diakses tanggal 22 April 2014)

o   Dhammananda, Sri. 2002. Keyakinan Umat Buddha. ------: Yayasan Penerbit Karaniya.

o   Hong, Ang Choo. 2004. Saat Para Biarawan Terjun Dalam Politik. Malaysia:---http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/bhikkhu-dan-kegiatan-politik/ ( diakses tanggal 06 Mei 2014)