infeed1

ARCA DAN MUDRA

3:58 PM
Arca di Candi Borobudur
A.    Latar Belakang

Candi Borobudur merupakan salah satu candi agama Buddha yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah candi yang sangat kompleks karena dibangun oleh nenek moyang pada jaman dahulu. Bangunannya juga sangat kuat, mempunyai tingkatan-tingkatan seperti Kama Dhatu, Rupa Dhatu, dan Arupa Dhatu. Selain itu dengan struktur bagian yang lengkap yang terdiri dari bagian-bagiannya. Candi Borobudur tidak hanya diperindah dengan relief-relief cerita dan ukiran-ukiran hias, tetapi juga dapat dibanggakan karena arca-arca yang sangat tinggi mutu seninya dan sangat banyak pula jumlahnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang arca dan mudra yang ada di Candi Borobudur.

B.     Pembahasan

1.    Arca Candi Borobudur

Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang (KBBI, 2000: 64). Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung , baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).

Karakteristik arca Buddha:

1.      Pada ujung kepala, rambut Sang Buddha keriting dan selalu searah jarum jam dan disanggul ushnisa).

    Pada dahinya terdapat tonjolan kecil yang disebut (urna).
    Pada leher Sang Buddha jika diperhatikan terdapat garis-garis sebanyak tiga buah melambangkan kesabaran dan juga sebagai manusia sempurna.
    Arca Buddha memiliki telinga yang panjang sebagai gambaran kalau Buddha itu Maha Mendengar.
    Mata Buddha digambarkan setengah terpejam karena melambangkan orang yang melakukan yoga yang bertujuan untuk membantu konsentrasi. Setelah memejamkan mata kemudian perhatian diarahkan ke ujung hidung untuk bisa membantu konsentrasi.

Bagian tubuh, seluruh patung Buddha tidak ada yang memakai baju kebesaran, hanya memakai jubah. Jubah itu hanya menutup sebagian dadanya. Tidak ada yang penuh menutupi seluruh tubuhnya. Dada bagian kanan dibiarkan terbuka, sedangkan bagian kiri tertutup. Baju hanya berupa kain biasa menandakan sikap Buddha yang telah meninggalkan hal-hal duniawi.

2.    Mudra

Mudra adalah sikap jari-jari tangan dalam bersamadhi (KBBI, 2000: 758). Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri.

Berikut adalah Dyani Buddha Arca Buddha menurut Mudra:

a.       UTARA: Dhyani Buddha Amoghasidhi dengan Abhaya-Mudra (a= meniadakan, bhaya= bahaya). Arca Buddha dengan mudra/ sikap telapak tangan menghadap ke depan, maksudnya adalah meniadakan bahaya/ menolak bahaya (ketidakgentaran). Lokasi mudra di relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara.

    SELATAN: Dhyani Buddha Ratnasambhawa. Arca Buddha bersikap tangan Wara-Mudra. Wara-Mudra melambangkan pemberian amal (kedermawanan), memberi anugerah atau berkah. Lokasi mudra relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan.
    BARAT: Dhyani Buddha Amitabha. Arca Buddha dengan sikap Dhyana-Mudra sikap tangan melambangkan sedang bermeditasi atau mengheningkan cipta. Lokasi mudra di relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat.
    TIMUR: Dhyani Buddha Aksobhiya. Arca Buddha melambangkan Bhumispara-Mudra, sikap tangan yang menggambarkan saat Sang Buddha memanggil dewi bumi, sebagai saksi ketika ia menangkis semua serangan iblis (mara). Lokasi mudra di relung pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur.
    ZENITH/ PUSAT: Dhyani Buddha Wairocana. Arca Buddha dengan sikap Dharma Cakra-Mudra melambangkan gerak memutar roda dharma, yaitu menggambarkan waktu  Sang Buddha pertama kali khotbah. Di Candi Borobudur, Mudra ini digambarkan dengan sikap tangan yang disebut Witarka-Mudra. Lokasi mudra di relung di pagar langkan baris kelima (teratas) Rupadhatu semua sisi.

C.     Kesimpulan

Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang (KBBI, 2000: 64). Arca-arca yang ada menggambarkan Dhayani Buddha. Jumlah arca Buddha seluruhnya di Candi Borobudur mula-mula 504 buah, tetapi kini lebih dari 300 buah telah cacat (kebanyakan tanpa kepala) sedangkan 43 telah hilang.

Mudra adalah sikap jari-jari tangan  dalam bersamadhi. Jumlah mudra ada 6 yaitu: Dhayanamudra, Dharmacakramudra, Abhayamudra, Bhumisparcamudra, Vitarkamudra, Varamudra. Dalam mudra hal yang paling menonjol perbedaannya  adalah sikap tangannya.


Referensi

§      Widya, Dharma. 1993. Sejarah Perkembangan Agama Buddha II. Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha.

§      http://ariesaksono.wordpress.com/2008/01/15/arca-budha-candi-borobudur/ (diakses, hari senin tanggal 12 November 2012)

§      http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-candi-borobudur/ (diakses, hari senin tanggal 12 November 2012)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »